Rencong Pusaka Berkekuatan Magis dari Aceh : Senjata Ampuh Pertahankan Tanah Air dari Penjajah

Rencong adalah benda pusaka yang bernilai dalam masyarakat Aceh dan juga senjata tajam yang digunakan oleh seluruh masyarakat Aceh yang berdomisili di daerah Propinsi Aceh, maupun orang-orang Aceh yang sudah merantau ke daerah lain di Indonesia. Rencong juga merupakan sebuah alat pembela diri dari serangan musuh.

Bagi masyarakat Aceh, senjata yang ikonik dan telah menjadi identitas daerah adalah rencong. Rencong atau dalam bahasa Aceh disebut reuncong ialah senjata tradisional Aceh yang dahulu digunakan untuk menghadapi bangsa Portugis pada masa 1514-1528 M. Dalam sejarah Aceh tercatat ragam jenis peralatan persenjataan, selain rencong terdapat pedang dan senjata tikam yang dipakai bukanhanya saat peperangan tetapi juga sebagai kelengkapan dalam upacara-upacara kebesaran.

Fungsi rencong sebagai senjata tradisional masih tetap dipertahankan oleh orang Aceh, meski di zaman sekarang banyak produk senjata genggam modern berbagai jenis pistol sampai yang canggih berbentuk pena sudah banyak beredar. Senjata rencong tetap diyakini sebagai senjata yang mampu memiliki hubungan dengan pemiliknya, sehigga bila ada bahaya atau kejahatan mengancam segera timbul firasat adanya ancaman kepada pemiliknya. Rencong mulai berkembang sejak bedirinya kerajaan-kerajaan di Aceh, hal ini sangat erat hubungannya dengan bentuk dan ukuran yang ada pada rencong. Dalam pembuatan dan penggunaannya mempunyai unsur sifat magis atau religius, sedangkan bentuknya mempunyai ciri masing-masing.
Rencong memiliki berbagai tingkatan, untuk Sultan terbuat dari gading dan biasanya dilapisi dengan emas, sedangkan Rencong lainnya biasanya terbuat dari besi putih, kayu dan gading. Rencong juga digunakan dan dipakai sebagai atribut busana di dalam setiap upacara-upacara adat Aceh. Masyarakat Aceh mempercayai bahwa bentuk dari Rencong mewakili simbol dari Bismillah dalam kepercayaan agama Islam. 

Sudah menjadi kebiasaan sejak zaman dahulu jika rencong diberikan sebagai hadiah, kenang-kenangan kepada orang tertentu. Seorang raja sering memberikan rencong atau pedang kepada panglima perang untuk alat senjata yang digunakan untuk berperang. Biasanya rencong-rencong tersebut mempunyai kekuatan magis dalam melawan musuh. Rencong telah menjadi kepercayaan rakyat yang merupakan salah satu alat yang sangat ampuh dalam mempertahankan tanah air dari serangan penjajah dan rencong pulalah yang banyak merengut jiwa penjajah yang ingin mencoba menaklukkan dan menjajah Aceh di masa lampau. 

Sejarah Rencong 
sejarah asal mula rencong, dapat kita telusuri melalui tradisi lisan  dan catatan sejarah. Rencong terekam dalam sebuah legenda Aceh. Dalam sebuah cerita rakyat dikisahkan. “Zaman dahulu di daratan Aceh hidup seekor burung raksasa sejenis Rajawali, orang Aceh menyebutnya “Geureuda”. Keberadaan burung raksasa tersebut sangat menggangu  kehidupan rakyat. Semua jenis tanaman,  buah-buahan dan ternak rakyat dilahapnya. Semua jenis perangkap dan senjata yag  digunakan untuk membunuhnya tidak mapan, malah makin lama Geureuda tersebut  makin beringas melahap tanaman rakyat, mungkin dari legenda itulah sampai sekarang orang Aceh menyebutkan Geureuda kepada orang -  orang yang serakah atau congkak.

Pada akhirnya raja yang berkuasa saat itu, memerintahkan  seorang pandai besi yang juga seorang ulama untuk menciptakan sebuah senjata ampuh yang mampu membunuh  Geureuda tersebut. Ulama tersebut yang juga berprofesi sebagai pandai besi mempunyai ilmu maqfirat besi, setelah  melakukan puasa, sembahyang sunat dan berdoa baru menempa besi pilihan dengan campuran beberapa unsur logam menjadi rencong. Sebelum rencong ada, senjata - senjata serupa telah ada jauh sebelum  pengaruh agama Islam masuk ke Aceh. Baru setelah itu senjata tersebut diagungkan nelalui cara membuat kesamaan bentuk rencong  dengan bentuk aksara Arab.

Menurut salah satu sumber rencong telah dikenal pada awal Islam Kesultanan
di abad ke-13. Pada zaman Kerajaan Aceh Darussalam rencong ini tidak pernah
lepas dari hampir setiap pinggang, karena selalu diselipkan dipinggang depan. Masyarakat Aceh yang rata-rata punya keberanian luar biasa baik pria maupun wanita maka dengan rencong ini bagi orang Aceh ibarat tentara dengan Senjata (bedilnya) yang merupakan simbol keberanian, kebesaran, ketinggian martabat dan keperkasaan, sehingga orang-orang portugis atau portugal harus berpikir panjang jika ingin menaklukkan orang Aceh.

Menarik bukan ? ?
Ingin melihat Koleksi Rencong dan senjata tradisional dari berbagai daerah di Indonesia lainnya secara langsung dan merasakan wisata sejarah yang bernafaskan Islami sehingga dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin menghargai, memiliki dan mencintai sejarah. 
Terutama tentang sejarah kejayaan peradaban islam dari Indonesia dan Dunia 

Ayoo, berkunjung ke Indonesian Islamic Art Museum, Lamongan, Jawa Timur! Berikut ini petunjuk lokasi dan informasi lainnya. 

                              Lokasi :
Museum Islam Indonesia Lamongan berlokasi di Jl. Raya Deandles Paciran , Lamongan. Museum ini berada di area Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Maharani Zoo Lamongan (Mazoola).

                          Tarif Masuk :
      Senin - Kamis (Weekday ): Rp. 15.000
      Sabtu - Minggu (Weekend) : Rp. 20.000

                    Jam Buka Museum :
                 Pukul 08.00 - 17.00 WIB 

        Information & Reservation Centre
                   WA : 0857-4840-5800









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Museum Islam 3 Dimensi Pertama di Indonesia : Solusi belajar sejarah tanpa bosan

Mata Uang VOC Salah Satu Faktor Kuatnya Cengkraman Kolonialisme Di Indonesia