Mata Uang VOC Salah Satu Faktor Kuatnya Cengkraman Kolonialisme Di Indonesia
Mata uang VOC merupakan alat pembayaran yang sah pada saat VOC memonopoli wilayah indonesia antara tahun 1602 sd 1799. Pada awalnya, VOC hanya memiliki kewenangan dalam urusan perdagangan Belanda di Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mendapatkan wewenang istimewa untuk menjalankan kekuasaan melalui hak oktroi.
Hak oktroi ini memungkinkan VOC untuk:
1. Mewakili pemerintah Belanda di Asia secara sah
2. Memonopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Hindia Timur
3. Mencetak dan mengedarkan mata uang mereka sendiri yang dikenal dengan mata uang VOC
Ada beberapa jenis koin VOC, yang dapat kita jumpai antara lain:
1. Utrecht
2. Holland
3. West Friesland
4. Zeeland
5. Gelderland
Koin VOC dicetak pertama kali pada tahun 1726 dengan bahan tembaga. Merupakan pecahan 1 Doit (Satu Duit). Pada salah satu sisi koin tersebut terdapat lambang VOC dan pada sisi lainnya terdapat lambang provinsi tempat koin itu dicetak.
Ketika muncul kebutuhan uang dengan nilai nominal yang lebih kecil, maka pada tahun 1749 dikeluarkan mata uang tembaga dengan pecahan setengah Duit. Selain dari tembaga, koin-koin 1 Duit dan ½ Duit juga dicetak dengan bahan perak. Pada tahun 1744 – 1748 VOC mengedarkan mata uang emas yang disebut Gouden Javasche Rupij atau yang biasa juga dikenal dengan nama Rupiah Jawa (ditempa di Jawa). VOC juga sempat mengedarkan mata uang yang disebut Duit dengan logo VOC dengan bahan campuran tembaga dan timah dan ditempa di Batavia dan Surabaya.
Pada tahun 1800 VOC mengeluarkan mata uang timah yang sisi depannya terdapat inisial LN dan lambang VOC, sedang sisi belakangnya terdapat tulisan arab melayu berbunyi “Duyit”. Mata uang ini disebuut Duyit Javas. Selain itu VOC juga membawa dan mengedarkan mata uang Belanda ke Indonesia seperti Dukaton atau Zilperen Rijder (Pengunggang Kuda) karena bergambar penunggang kuda. Gambar depan uang VOC semua sama, yakni tulisan/lambang VOC dan angka tahun. Adapun bagian belakang koin berbeda.
Contohnya mata uang VOC jenis Holland memiliki tampilan bulat seperti uang receh zaman sekarang. Bagian depan bergambar lambang Provinsi Holland. Sedangkan bagian belakang bergambar bunga pada bagian atas dan monogram VOC di bagian tengah serta tahun 1730 dibagian bawahnya.
Dengan Cara mengeluarkan dan mengedarkan mata uangnya sendiri VOC berhasil menjadi perusahaan dengan kontrol penuh di Indonesia. Kejayaan mereka sulit dikalahkan oleh bangsa Eropa lainnya karena VOC memiliki armada laut yang besar dan pasukan dengan persenjataan yang lengkap. Setelah kekuasaan VOC runtuh akibat banyaknya korupsi. Secara otomatis kekuasaan yang sebelumnya berada dibawah VOC beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda.
Pada tahun 1825, Raja Willem I mengusulkan agar didirikan suatu bank yang mengedarkan uang di tanah jajahannya di Timur. Usulan ini berlanjut dengan lahirnya De Javasche Bank pada 1828 dengan berlandaskan kepada suatu Oktroi, yaitu wewenang khusus dari Raja Belanda. Berdasarkan Oktroi tersebut, diberi wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas bank dengan nilai lima gulden ke atas.
Selain uang kertas dari De Javasche Bank, Belanda juga menerbitkan beberapa uang logam atau koin. Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak 1856 – 1945 dan berlaku hingga tahun 1950an. Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada 1896 sejumlah 1.120.000 buah dan terbanyak pada 1945 sebanyak 200.000.000 buah. Dari cetakan-cetakan tersebut, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol tahun 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram dalam jumlah yang terbatas.
Setelah tahun 1854 diketahui bahwa mata uang Belanda Gulden juga banyak beredar di Hindia Belanda (Indonesia). Sejak tahun itu dimulai pengendalian terhadap gulden Hindia.
Menarik bukan ? ?
Ingin melihat Koleksi mata uang VOC secara langsung dan merasakan wisata sejarah yang bernafaskan Islami sehingga dapat menginspirasi generasi muda untuk semakin menghargai, memiliki dan mencintai sejarah.
Terutama tentang sejarah kejayaan peradaban islam dari Indonesia dan Dunia
Ayoo, berkunjung ke Indonesian Islamic Art Museum, Lamongan, Jawa Timur! Berikut ini petunjuk lokasi dan informasi lainnya.
Lokasi :
Museum Islam Indonesia Lamongan berlokasi di Jl. Raya Deandles Paciran , Lamongan. Museum ini berada di area Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan Maharani Zoo Lamongan (Mazoola).
Tarif Masuk :
Senin - Kamis (Weekday ): Rp. 15.000
Sabtu - Minggu (Weekend) : Rp. 20.000
Jam Buka Museum :
Pukul 08.00 - 17.00 WIB
Information & Reservation Centre
WA : 0857-4840-5800
Komentar
Posting Komentar